Wednesday 26 July 2017

Solusi Kekurangan Modal dalam Bisnis

Materi ini berasal dari webminar-nya Mas Jaya Setiabudi, yang berjudul:
"Alternatif Permodalan Non-Bank dan Partnership"

Bagi banyak orang, masalah terbesar dalam berbisnis itu adalah modal. Khususnya buat teman-teman yang sudah memulai bisnis, meskipun bisnisnya mengalami pertumbuhan tetapi keuntungannya belum menutupi cost dari bisnis tersebut, sehingga membuat sang pemilik membutuhkan modal.



Maka dari itu disini kita akan membahas alternatif permodalan, baik itu melalui investor ataupun partnership. Berikut adalah cuplikannya:

Permodalan dan Partnership

Pertama-tama kita harus memiliki mindset bahwa, "Solusi dari kurang modal, tak selalu berwujud duit". Karna selain duit, masih ada beberapa hal yang menjadi modal kita, seperti Kredibilitas, Reputasi, dan Negosiasi. 

Bagaimana cara memulai bisnis tanpa modal? Sedikit kita kupas salah satu materi dari buku The Power of Kepepet, yaitu membuat Bisnis Plan. Studi kasus disini adalah membuat Bisnis Plan Waterboom. Dalam Bisnis Plan tersebut, yang pertama-tama kita buat adalah apa saja keperluannya, seperti tanah, kontraktor, perlengkapan, manajer, karyawan, dll. Kemudian kita mulai bergerak mencari detail hal yang diperlukan tersebut. Disini kita akan menemukan solusinya yaitu mempertajam skill negosiasi, meminjam dengan bank, meminjam teman/saudara, dan membangun reputasi kita kepada orang-orang.


Kembali ke fokus utama kita ya, yaitu Alternatif Permodalan Non-Bank. Beberapa alternatif tersebut adalah:

a. Investor
Dengan cara menjual sebagian saham. Ada terdapat banyak macam investor, salah satunya adalah Angle Investor. Angle Investor adalah investor yang masuk disaat kita belum punya bisnis yang berjalan sama sekali. Kemudian selanjutnya ada Private Investor, yaitu Investor Perorangan yang sudah mengenal kita dengan baik dan mempercayakan uangnya kepada kita.


b.Sponsor

Apakah traffic kita berarti bagi institusi tertentu? Contohnya: Jualan busana muslim, bikin event yang berhubungan dengan specific target market (seperti Tausyiah, dll)


c. Barter
Nggak tunai, berupa barang ataupun jasa pun jadi. Contoh: Sewa stand, barter dengan cara traffic ataupun training karyawan.

d. Nego Gratis
Sewa tempat, pasang iklan, agar bisa di nego untuk mengurangi pengeluaran.

e. Bayar Mundur
Membuat cashflow positif, sambil menunggu pemasukan/payment.

f. Pre-Order
Jual barang, bayat dimuka, lalu produksi.

g. Jual Stok Murah
Karna tunai/cash lebih penting daripada laba semu. (Baca Bab 2 buku Kitab anti Bangkrut)

Seringkali penghambatnya adalah 'Keserakahan Sendiri'.

Untuk mendapatkan detail apa saja yang bisa dihemat, kita bisa membuat Data Rincian Pengeluaran beserta Solusinya, seperti:

a. Sewa Tempat
Solusi: Nego gratis, gunakan sistem bayar mundur atau barter

b. Operasional
Solusi: Ada yang bisa di 'Variabel' kan?

c. Promosi
Solusi: Buat event sendiri dan cari sponsor

d. Renovasi
Solusi: Gunakan skill negosiasi untuk bayar mundur

e. Pemasaran (Sales)
Solusi: Rekrut Affiliate, reseller dan dropshipper


Kita masuk ke tahap selanjutnya ya, yaitu Mindset Investor. Diantaranya adalah:

  • Invest karna 'kelebihan uang' (mengendap) sehingga menghambat perputaran perekonomian
  • Mau menanggung 'resiko kerugian', dan niatkan untuk ibadah
  • Distribusikan investasi, 'jangan hanya tanam di 1 lubang', kecuali ikut melototin lubangnya. 

Ingatlah bahwa semua investasi ada resikonya, gak investasi pun berisiko. Agar lebih aman sebaiknya distribusikan resiko dan rezeki bersama kawan (Invest bareng).

Kalau yang ini adalah Mindset Pengelola, diantaranya:

  • Harus fokus!! Jaga amanah dan kredibilitas
  • Niatkan untuk 'berbagi & bersaudara', bukan hanya memanfaatkan sementara (oportunis)
  • Adil & Transparan, karna Kredibilitas lebih penting
  • Jangan menawarkan terlalu muluk, 'Apa adanya', lengkap dengan resikonya
  • Pinjam dengan 'Agunan'. Contoh: BPKB Mobil, jika tidak dapat dilunasi ambil agunan
  • Bagi kepemilikan saham. Untung bagi untung, rugi bagi rugi. Adil!!
  • 'Hindari kerjasama bagi hasil' (Tanpa agunan), terutama dengan perorangan, jika tak sesuai hasil, apakah investor mau tanggung jawab kerugian?



Kalau untuk Partnership, mindset-nya adalah:

  • Seperti menikah, bersiaplah menerima apa adanya. Terutama kekurangan, bukan hanya kelebihan
  • Bikin kesepakatan secara tertulis, kalau bisa menggunakan notaris agar lebih mengesahkan
  • Bagikan sedikit saham, saling berbagi intinya. Bahkan seorang Jack Ma terakhir pada 2015 lalu hanya memiliki 7% saham di Alibaba
  • Jika permintaan sudah sangat banyak sehingga membuat kita kekurangan modal, ini saat yang tepat untuk memasukkan investor
  • Pertahankan track record kredibilitas, pastikan diri agar investor yang menwarkan ke bisnis kita
  • Jika calon investor ingin ikut aktif untuk mengambil keputusan dalam bisnis kita, perhatikan 'karakteristik partner'-nya, karna bisa jadi dia adalah orang tepat untuk melengkapi puzzle kita

Didalam Partnership, kita harus mengetahui karakteristik dari partner kita tersebut. Berikut adalah 5 macam Partner:

a. Management Partner, yaitu partner yang punya skill manajemen
b. Network Partner, Partner yang punya skill dalam membangun jaringan
c. Investment Partner, Partner yang memiliki dana atau relasi investor
d. Skill Partner, Partner yang memiliki skill utama dalam bisnis ktia
e. Entrepreneur Partner, atau disebut juga Leadership Partner, yaitu Partner yang menghubungkan keempat partner lainnya

Yang terakhir, manakah yang lebih baik antara kita mengerjakan bisnis secara sendiri atau mengerjakannya bersama tim? Itu semua balik ke pribadi kita masing-masing, mau pilih yang mana. Karna tidak ada yang salah ketika kita mengambil keputusan dalam bisnis, yang ada hanyalah konsekuensi dari pilihan kita tersebut, apakah teman-teman sudah siap?


Kita bisa belajar dari 2 pengusaha besar di Indonesia, yaitu Om Bob Sadino dan Sandiaga Uno. Mereka berdua sama-sama sukses dalam menjalankan bisnis mereka meskipun memiliki prinsip yang berbeda. Jika Sandiaga Uno dalam setiap bisnisnya selalu berpartner dan berkolaborasi dengan banyak orang, Om Bob Sadino lebih memilih untuk mengerjakannya sendiri. Karna Om Bob ini memiliki personal power dan leadership yang bagus, sehingga membuatnya bisa membesarkan bisnisnya sendiri dan membuat karyawan serta pelanggannya tetap loyal. Sekali lagi, itu balik lagi kepada kita untuk memilih yang mana dan siap atas konsekuensinya.  

Itulah tadi cuplikan dari webminar yang diadakan oleh founder-nya Yukbisnis.com yaitu Mas Jaya Setiabudi. Buat teman-teman yang ingin nonton video webminarnya, bisa buka link dibawah ini:


No comments:

Post a Comment

Ada yang ingin kuliah ke luar negeri tapi masih memperbaiki bahasa Inggrisnya?

Berikut coba kami ulas tips-tips penting untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris: 1.        Jangan pernah bilang tidak bisa bahas...